menu

Wednesday, August 31, 2016

KISAH ORANG KERINCI DENGAN HARIMAU


 Kisah Orang-Orang Kerinci Dengan Harimau
 
Posted By Alfara

Orang Kerinci yang melawat ke daerah luar Kerinci sering ditanya oleh salah seorang penduduk di Negeri tempat dia melawat itu tanyanya. Menurut cerita orang tua-tua di sini bahwa orang Kerinci bisa menjadi Harimau, apakah ini benar atau tidak. Contohnya saya sendiri selaku penulis cerita ini, sering melawat ke Bukit Tinggi ke tempat keluarga, setiap kali pula salah seorang tua yang bernama Kari datang beramah tamah dengan saya. Setiap dia beramah tamah dengan pasti dia menanyai saya, apakah benar orang Kerinci bisa jadi Harimau. Setiap pertanyaan ini sulit saya untuk menjawabnya. Sekali pula dia bertanya, saya coba menjawabnya.
Apakah benar Bapak mau melihat orang Kerinci menjadi Harimau. Apakah Bapak tidak takut, saya ini orang Kerinci, ujar saya bersenda gurau, sekarang saya akan menjadi Harimau, Rupanya Bapak Kari tersebut menganggap ujaran saya tadi bersungguh-sungguh. Pak Kari menjadi takut langsung lari, Semenjaak ini setiap saya ke sana dia tidak mau lagi mengeluarkan pertanyaan itu, dia takut kepada saya, karena saya orang Kerinci akan menjadi harimau di hadapannya.
Untuk menjelaskan tentang ini, berikut ini akan saya ceritakan asal usul. Bukannya orang Kerinci yang menjadi Harimau, tetapi di antara orang Kerinci ada yang bersahabat dengan Harimau, Harimau yang menjadi sahabat orang Kerinci itu bukannya Harimau liar. Harimau itu adalah Harimau jadi-jadian atau Harimau gaib, orang yang bersahabat dengan Harimau itu adalah yang mewarisi sahabat nenek moyangnya dari zaman dahulu kala. Dalam arti kata, orang Kerinci yang bersahabat dengan Harimau adalah keluarga tertentu, bukannya seluruh orang Kerinci, Sampai sekarang masih ada orang Kerinci yang bersahabat dengan Harimau tersebut.
Adapau Harimau jadi-jadian sahabat orang Kerinci, keadaannya adalah, dia dapat menyerupai manusia dan dapat pula menyerupai Harimau. Tanda-tanda Harimau jadi-jadian ada empat ciri-ciri :
  1. Kalau berhadapan dengan manusia biasa dia tidak mau menentang muka atau kening kita manusia biasa.
  2. Setentang dengan puncak hidungnya ke bawah atau pada muncungnya tidak ada berbendar, hanya licin saja
  3. Kalau bertemu dengan kita biasa dia berbaju hitam atau menyerupai kain batik dan ada yang disandangnya, menyerupai senapang, menyerupai pedang, atau tongkat, adalah ekornya.
  4. Laki-laki atau perempuan berkumis.

KELUARGA NUNYANG INOH DENGAN HARIMAU
Setelah penulis menceritakan persahabatan orang Kerinci dengan Harimau, mari penulis ceritakan lagi salah satu keluarga di Pulau Tengah yang sampai sekarang masih memegang teguh ikrar janji persahabatan dengan Harimau yaitu keluarga Nunyang lnoh yang dijuluki nama Sahabat Ninu Tagaleng atau sahabat ayah Tandang. Sebelum saya penulis melanjutkan cerita atau sejarah ini, dimana saya ambil cerita ini. Adapun sejarah atau cerita ini saya terima dari beberapa informan yaitu orang  tua kami di antaranya : l. Hj. Ramiah (ibu penulis), 2. H Tahar (mamak), 3. Hj. Amsiah (mak tengah), 4. Hj. Maryam (mak tuo). Ke empat beradik ini menerima dari orang tuanya lagi dan seterunya ke atas lagi, penulis (H. ABD. RAHMAN. D) adalah keturunan yang ke tujuh. Sejarah ini diturunkan dari mulut ke mulut, tidak berubah sepanjang masa sifatnya sintetis, diturunkan sejak manusia belum mengenal tulis baca.
Di bawah ini diuraikan pula silsilah Nunyang Inoh, marilah penulis mengurainya di bawah ini, yang ditulis adalah nama julukan keluarganya serta keturunan yang terkecil sampai sekarang ini.

NUNYANG INOH
1.      NINU TATAI                PEWARIS KE TUJUH         ZAKARIA DARUSSALAM/SAN IAH
2.      NINU TAGALENG       PEWARIS KE TUJUH         TANDAN/MARJUAIN LAMID
3.      NINU IYAI                    PEWARIS KE TUJUH         H. ABD. RAHMAN.D/NANISAH. T
4.      NINU TAMMIH            PEWARIS KE TUJUH         ABDULLLOH SARAMOH/NURJALI S
5.      NINU LAJID                 PEWARIS KE TUJUH         H. LATIF IKAT/RASUNA
6.      NANGGUT SAPIOH     PEWARIS KE TUJUH         MARYAMAH/DAMRAT
7.      NANGGUT NAZER      PEWARIS KE TUJUH         NAZER SUMARNI




AYAH NUNYANG INOH BERNAMA CAPINTAH
Capintah mempunyai empat orang anak, pertama kawin di Pasmah Rendah dengan Harimau dapat anak tiga orang, yaitu : L Sarimananti, 2. Si Tunggu Marok atau Si Malim Panjang 3. Sarintak Ujan Panah. Pulang ke Pasmah tinggi (Pulau T'engah) dapat anak satu orang bernama Inoh.
Marilah penulis uraikan sejarah ini menurut informan yang penulis sebutkan di atas, tidak berkurang dan tidak berlebih, asli dari informan, cerita ini boleh dikategorikan nyata boleh dikategorikan gaib. Bagaimana nyatanya dan bagaimana gaibnya, marilah penulis uraikan selengkapnya.

KERAJAAN PASMAH
Kerajaan pasmah ada dua, yaitu Pasmah Rendah dan Pasmah Tinggi. Kerajaan Pasmah Rendah adalah kerajaan Harimau, kerajaan Pasmah Tinggi adalah Pulau Tengah. Yang memberi nama ini adalah kerajaan Pasmah Rendah (Harimau). Pulau Tengah dinamakannya Pasmah Tinggi karena dia menganggap manusia biasa lebih tinggi derajatnya dari pada Harimau atau Pasmah Rendah. Ditambah lagi dia menganggap letak Pulau Tengah atau Pasmah Tinggi sangatlah strategis, kolam renangnya yang indah yaitu Danau Kerinci serta taman pemandiannya yang cantik sekali di Gunung Raya yaitu pancuran aro dan pancuran gading.
Dikisahkan tentang kerajaan Pasmah Rendah, yaitu negeri Harimau. Di sana makhluk Harimau hidup seperti manusia biasa, berlainan sedikit dengan manusia biasa dari segi bentuknya, bentuk orang di sana sangat mengerikan, jarang ada berbentuk kita manusia biasa. Pokoknya kalau manusia biasa melihatnya sangatlah menakutkan, wajahnya beragam bentuk seram sekali. Kerajaan pasmah Rendah dikepalai oleh seorang raja yang selalu duduk di singgasana, dia tidak bisa berpindah tempat, makan minum diantar oleh dayang-dayang. Dia tidak bisa berpindah tempat karena tali pusarnya ditanam di bumi. Kalau tidak demikian dia akan merajalela menghantam apa saja keinginannya. Jauh atau dekat orang berbicara, baik atau buruk didengarnya, walau sang raja demikian halnya namun rakyatnya sangatlah patuh. Penghidupan di sana sangatlah sejahtera. Mata pencahariannya adalah bertani, berburu merupakan mata pencaharian yang pertama, kalau sang raja murka seisi penduduk Pasmah Rendah tidak dapat mengeluarkan suara, semuanya tunduk, apalagi sang raja memekik murka, suara pekikannya penuh serimba bertalu kesegenap Pasmah Rendah.
Pada suatu hari sang raja sangatlah berselera untuk ingin menyantap hati jantung manusia, maka sang raja menterintahkan hulu balangnya pergi ke Pasmah Tinggi mencari hati jantung manusia. Hulu balang sangatlah patuh kepada rajanya.

PASMAH TINGGI (PULAU TENGAH)
Di Pasmah Tinggi ini rakyat rukun damai berkat pemimpinnya orang arif bijaksana, hasil sawah ladang hidup ternak menjadi. Memandang ke Gunung Semembang dan Gunung Raya lahan pertanian sangatlah luas. Di kaki gunung tanah yang dibuka cukup luas pula, sumber pengairan sangat banyak bersumber mata air dari gunung, meninjau jauh ke bawah terbentang Danau Kerinci tempat rakyat berusaha menangkap ikan dan begitu pula di sungai-sungai ikan-ikan masih jinak. Sungai jernih berbatu berkerikil serta pasirnya yang berkilauan bak butir intan mutiara ditaburkan yang kuasa di sana. Pintar sekali nenek moyang Pulau Tengah mencari tempat hidup anak cucunya mendatang.
Di negeri ini tercerita pula seorang bocah laki-laki yang sangat cekatan, tumbuh badannya subur serta bentuk badannya besar tinggi, nama bocah ini adalah CAPINTAH. Capintah sangatlah lasak, saban hari asik saja bermain dengan kesukaannya sendiri, pendidikan pada masa ini belumlah ada. Kalau di sawah Capintah asik saja mengejar belalang sampai waktu senja sampai lupa pula dia dengan makan.
Pada suatu hari Capintah mengikuti ayah dan ibunya ke lokasi penerukaan sawah yang bertempat di Talang Kabu sebelah barat daya Desa Pulau Tengah sekarang. Setiba di areal penerukaan tersebut, ayah dan ibunya sibuk bekerja menerukan sawah, Capintah sibuk pula dengan pekerjaannya mengejar belalang hilir mudik, sampai waktu senja. Berkali-kali ayah dan ibunya rnemanggil dia agar berhenti mengejar belalang, tapi ajakan ayah dan ibunya tidak dipedulikannya. Hari sudah senja Capintah belum juga kembali ke gubuk penginapan mereka di Talang Kabu. Ayah dan ibunya memanggil Capintah lagi karena hari sudah senja mulai gelap, tapi Capintah tidak ada, sudah jauh sekali dia bermain rupanya. Sampai malam ayah dan ibunya mencari dia. Capintah tidak ada, Capintah sudah hilang.
Esok hari dilapor kepada seluruh keluarga minta tolong mencari capintah, setelah dicari sehari suntuk, ternyata Capintah tidak diketemukan. Dilaporkan lagi kepada pemerintahan desa untuk mencarinya, tabuh-tabuh larangan gegap gempita dibunyikan oleh hulu balang kampung serta gong terguang pula dibunyikan oleh hulu balang. seluruh isi kampung keluar semuanya bergotong-royong mencari orang hilang.
Orang yang hilang sudah dicari sampai tiga hari, yang dicari tidak dapat, orang mencari sudah payah, maka putuslah mufakat pencaharian orang hilang dihentikan. Capintah hilang tak tentu arah, orang tuanya menyatakan anaknya sudah mati dimakan binatang buas. Orang tuanya menyedekahkannya sampai tiga malam, mendo'akan agar anaknya selamat di Alam Barzah, cara berdo'a sesuai dengan cara waktu itu atau sebelum lslam masuk ke Pulau Tengah.

CAPINTAH DICULIK OLEH HULU BALANG PASMAH RENDAH
Hulu balang Pasmah Rendah memutuskan hasratnya buat memenuhi selera rajanya untuk pergi ke Pasmah tinggi, sungguh jauh perjalanan ke Pasmah Tinggi, tetapi demi kepatuhannya memenuhi perintah rajanya tak terasa payah dan letih menempuh perjalanan jauh itu. Pada waktu senja sampai dia di Pasmah Tinggi, secara kebetulan di Pasmah Tinggi tepat sekali yang di tujunya disuatu areal penerukaan sawah ayah Capintah di Talang Kabu ditemui bocah laki-laki dalam keadaan telanjang bulat hilir mudik mengejar belalang.
Dengan tangkas hulu balang itu menangkap bocah Capintah langsung dibawa pergi tanpa memikir rintangan apapun juga di perjalanan. Gembira sekali hulu balang itu karena perintah rajanya dapat dipenuhinya. Kalau si bocah itu lapar diperjalanan dicarinya buah-buahan hutan diberikannya kepada bocah itu.
Di tengah perjalanan dia beristirahat, sambil melihat kepada bocah itu, ganteng sekali bentuk tubuhnya kata hati si hulu balang itu. Timbullah hati kasihan si hulu balang itu kepada bocah itu, lebih baik bocah ini saya pelihara, rugi kalau bocah ini menjadi santapan enak raja. Timbul akalnya untuk menyelamatkan bocah itu, lebih baik hati jantung manusia saya ganti saja saya tukar dengan jantung pisang hutan, yaitu jantung pisang elang, biar raja kepahitan memakannya.
Jantung pisang elang sudah didapatinya dibungkusnya dengan dedaunan untuk disuguhnya kepada rajanya. Sudah dekat hulu balang yang membawa bocah Capintah itu ke negeri Pasmah Rendah, sudah kedengaran suara hiruk pikuk suara orang pasmah Rendah bersiap menanti kedatangan si hulu balang itu. Hulu balang itu memutuskan untuk menyembunyikan si bocah Capintah itu di rumahnya sendiri dengan melewati jalan sembunyi. Setelah disembunyinya si bocah Capintah itu di rumahnya yang dijaga baik oleh isterinya, hulu balang pergi lagi membawa hati jantung manusia palsu itu dengan melewati pintu gerbang pasmah Rendah.
Rakyat Pasmah Rendah berjejer menyambut kedatangan hulu balang membawa hati jantung manusia itu, disertai sorak sorai sambil mengeluarkan perkataan, “harum sekali hati jantung manusia" bahkan ada di antara mereka yang meleleh air liurnya menahan selera mencium bawaan hulu balang itu. Raja yang menunggu dikursi singgasana tak tahan lagi menahan seleranya ingin segera menyantap bawaan hulu balang itu. Badan sang raja bersimbah peluh, leleh air liurnya tak terkata lagi lelehnya. Raja tertawa terbahak-bahak mengatakan harum sekali hati jantung manusia, beri segera kepada ku. Setibanya hulu balang di hadapan raja, hati jantung manusia palsu itu dipersembahkannya kepada raja. Dengan selera yang meluap ia menyantap bawaan hulu balang itu. Apa yang terjadi, si raja itu termuntah-muntah serta berkeringat dingin kepahitan menyantap hati jantung manusia palsu itu. Karena kepahitan raja berteriak dengan suara keras dengan mengeluarkan perkataan, hati jantung manusia sangat pahit, harumnya bukan main tapi rasanya pahit, jangan dimakan hati jantung manusia itu tidak enak. Pekikan sang raja itu didengar oleh seluruh rakyatnya. Mendengar pekikan keluhan raja itu seorang keseorang lari meninggalkan istana rajanya itu. Tadi halaman istana raja ramai dipenuhi oleh rakyatnya, sekarang kebalikannya halaman istana sepi mereka takut dengan murka rajanya.

CAPINTAH DIASUH OLEH HULU BALANG
Tipu muslihat si hulu balang menipu rajanya berhasil dengan baik serta sangat rahasia sekali demi untuk membela bocah Capintah dari korban keganasan selera rajanya. Sang raja tersebut setelah peristiwa memakan hati jantung manusia palsu dari hulu balang itu kesehatan badannya mulai menurun. Dia sudah bersumpah tidak mau lagi memakan hati jantung manusia, kini roda pemerintahan Pasmah Rendah dipegang oleh hulu balang yang sangat disegani serta ditakuti oleh rakyat Pasmah Rendah.
Bertahun pula Capintah dipingitnya tidak boleh kemana-mana bermain saja dengan puteri hulu balang yang secara kebetulan sebaya dengan Capintah. Capintah tiada lagi teringat kepada ayah dan ibunya di Pasmah Tinggi, makan minumnya sudah cocok dengan orang Pasmah Rendah. pokoknya dia sudah beradaptasi dengan lingkungan di sana.
Rakyat Pasmah Rendah menjadi ragu mengapa anak hulu balang tidak pernah nampak lagi keluar rumah bermain-main, apakah sudah mati atau di mana. Sering pula mereka mendengar suara asing di rumah hulu balang itu, dikatakan anaknya sudah mati mengapa ada kedengaran anaknya bermain berteman di rumah . Walau bagai mana rakyat Pasmah rendah takut bersuara. terdengar ya' terdengarlah, terlihat ya' terlihatlah . Mereka takut si hulu balang itu lebih galak pula dari raja pemarahnya. Kalau raja marah tiada begitu takut mereka, walau marah di tempat saja karena dia tidak dapat berpidah tempat, tapi kalau hulu balang marah tiada pilih bulu, siapa saja tetap ditindaknya dengan kekerasan. Itulah sebabnya penduduk Pasmah Rendah sangat takut sekali kepada si hulu balang itu.
Bertahun-tahun Capintah dikurung di rumah akhirnya lepas juga, kini Capintah sudah mulai keluar rumah. Rakyat Pasmah Rendah hanya melihat saja. Rakyat Pasmah Rendah semuanya heran melihat Capintah, bentuk tubuhnya yang sempurna, bagus lagi ganteng. Dalam hati Rakyat Pasmah Rendah hulu balang memelihara anak manusia, tapi mau dikata oleh mereka, lihat saja bagaimana kesudahannya. Bentuk tubuh Capintah jauh berbeda dengan bentuk tubuh orang di sana. Disinilah Capintah melihat penduduk disana berbagai ragam bentuk wajahnya bentuk wajahnya tiada yang sempurna. Walau demikian penglihatan Capintah melihat bentuk-bentuk mereka, Capintah tiadalah takut, oleh karena sudah terlampau lama dia hidup di sana, dari kecil sampai dewasa masa dia takut.

CAPINTAH KAWIN DENGAN ANAK HULU BALANG
Capintah sekarang sudah bujang, puteri hulu balang sudah gadis pula, tentulah perasaan hatinya semakin berobah pula. Perasaan cinta sudah ada tertanam pada kedua remaja itu, semakin hari semakin menjadi juga. Maksud hulu balang memelihara Capintah itu tak lain dan tak bukan Capintah akan dijadikannya menantu. Pergaulan mereka berdua sudah berubah menjadi pergaulan muda mudi, usia kawinnya pun sudah sampai. Hal kedua remaja ini sudah diketahui oleh hulu balang kedua laki isteri, putuslah sudah mupakat kedua remaja ini akan dikawinkan oleh hulu balang, ke segenap negeri Pasmah Rendah diberi tahu. Acara perkawinan diselenggarakan dengan semeriahnya menurut tradisi di sana. Selama acara perkawinan puteri hulu balang itu seorangpun rakyat di sana tidak ada yang mecah hilir mecah mudik, semunya berkumpul di rumah hulu balang. Masing-masing mereka bagi tenaga, Semua mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing apa yang telah ditentukan, jelasnya kaum pemuda yang tangkas berburu, pergi berburu mencari lauk pauknya.
Acara pesta sudah usai, masing-masing rakyat sudah kembali ke tempat mereka. Penganten kini sudah mulai bergiat berusaha mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya dan kebutuhan masa depannya. Sehari dua hari berbilang minggu terhitung pula dari bulan ke bulan masa perkawinan Capintah dengan puteri hulu balang itu, sekarang sudah berbilang lima bulan pula kehamilan isteri Capintah itu. kira-kira beberapa bulan lagi Capintah akan menjadi ayah Uhabao (bapak orang), tapi ayah dan bundanya di Pasmah Tinggi tidak tahu dengan keadaan ini. Jelasnya ayah dan bundanya di Pasmah Tinggi akan menjadi seorang nenek bercucu keturunan harimau.

CAPINTAH PULANG KEPASMAH TINGGI
Usia kehamilan isteri Capintah sudah genap lima bulan keadaan Capintah mulai berubah, dia sudah banyak bermenung, mengapa dia banyak bermenung ? dia sudah teringat kampung halamannya, teringat dengan kedua ibu bapaknya yang sudah lama ditinggalkannya, entah masih hidup atau sudah mati. Sudah belasan tahun dia menghilang dari pangkuan ayah bundanya di Pasmah Tinggi, sudah terbayang olehnya kesedihan ayah bundanya kehilangan dia, pendek kata keinginannya untuk pulang ke Pasmah Tinggi tidak dapat ditahannya lagi, setinggi-tinggi terbang bangau pasti dia teringat dengan kubangan, selera makan minumnya sudah menurun.
Hal keadaan Capintah ini diketahui oleh mertuanya, mertuanya memberanikan diri menanyakan menantunya, ditebak langsung saja oleh mertuanya dengan pertanyaan, kami lihat Capintah tidak gernbira lagi, selalu banyak bermenung, selera makan minum sudah menurun nampaknya, apakah Capintah sudah teringat dengan ayah bunda di Pasmah Tinggi, Capintah menjawab pertanyaan mertuanya dengan tiada malu. Capintah menjawab, ya. Pertanyaan mertuanya tepat sekali, keadaan ini sayapun maklum. Menurut rencana saya, setelah anakmu lahir saya akan antar, engkau tiga beranak mengunjungi orangtua mu. Sekarang rupanya keinginanmu sudah tidak tahan lagi, rencana saya, saya batalkan, terpaksa saya izin engkau ke Pasmah Tinggi, tetapi engkau sendiri saja tidak perlu membawa isterimu. Biar saya saja yang mengantar mu tetapi ada syaratnya, engkau harus kembali ke Pasmah Rendah sebelum isteri engkau melahirkan, kalau tidak tepat pada waktunya engkau akan didenda menurut adat yang berlaku di sini. Pokoknya engkau harus mematuhi peraturan ini, kalau engkau melanggar, baik dan buruknya ditanggung oleh dirimu dan seluruh Pasmah Tinggi..
Capintah menerima peraturan yang disampaikan oleh mertuanya, putuslah sudah mufakat Capintah akan kembali ke Pasmah Tinggi hanya sekedar beberapa bulan menjelang isterinya melahirkan, isteri mengizinkan dengan hati tulus ikhlas. Tepat pada waktu yang ditentukan Capintah kembali ke Pasrnah Tinggi diantar oleh mertuanya. Mertuanya mengantar Capintah hingga sampai pintu pagar saja.

CAPINTAH TIBA DI PASMAH TINGGI
Dalam perjalanan pulang banyaklah pengalaman yang dilihat dan dirasakan oleh Capintah. waktu dibawa dulu tidak jelas apa yang dilihat dan didengarnya, maklumlah pertama dia masih kecil, kedua dia diculik dan penglihatan dan pendengarannya sengaja ditutup. Soal makan diperjalanan tidak hirau bagi Capintah, karena sudah terbiasa hidup di negeri lain dari yang lain itu.
Di tengah perjalanan bertemu lah mereka dengan sungai, sungai itu bermuara bercabang tiga, di sini mertuanya mengajak Capintah berhenti, dalam masa istirahat ini mertuanya bercerita, ceritanya adalah, wahai Capintah kalau bagi kami makhluk Pasmah Rendah kalau ingin menyerupai manusia biasa haruslah melayangi ibu sungai ini, tetapi kalau ingin menyerupai Harimau layangilah ketiga anak sungai itu, sebaliknya kalau ingin kembali ke pasmah Rendah wajib melayangi ibu sungai ini supaya tetap seperti orang di Pasmah Rendah itu. Kalau pulang ke Pasmah Rendah kalau tidak merubah badan menjadi manusia, dia didenda menurut peraturan di Pasmah Rendah, bagi penduduk di Pasmah Tinggi sembarang saja tidak ada perubahan. Nah ! bagi anak keturunanmu pasti sebagai manusia penduduk Pasmah Rendah, cuma bagi penduduk Pasmah Rendah atau Pasmah Tinggi setelah melayani sungai ini sebentar saja rasanya dalam perjalanan sudah sampai ke tempat tujuan. Inilah yang dapat saya sampaikan marilah kita segera berjalan, karena hari sudah mulai malam. Sebentar saja rasanya Capintah dan mertuanya berjalan mertuanya memberitahu kita sudah sampai. Saya di sini saja menemani mu, itu rumah ayah dan ibum, aku akan pulang ke Pasmah Rendah, jangan diberitahu kepada siapa saja aku mengantarmu. lngat pesan terakhirku, pegang teguh perjanjian jangan dilanggar, kalau engkau langgar engkau akan terhutang sesuai dengan adat pasmah Rendah.
Sampai di depan rumah ayah dan ibunya di Talang Kabu ia menoleh ke kanan dan ke kiri tidak salah lagi inilah rumah ayah dan ibunya.

CAPINTAH DI PASMAH TINGGI (PULAU TENGAH)
Capintah langsung saja memanggil ayah dan ibunya, tetapi ayah dan ibunya belum mau menyahut karena takut hari malam, kalau yang memanggil orang jahat. Berkali-kali Capintah memanggil ayah ibunya, baru ia menyambut namanya. Ayahnya baru menjawab, tidak mungkin Capintah sudah lama hilang, kau hanya menipu kami saja mungkin juga kau hantu. Capintah menjawab lagi, ayah ibu saya tidak dusta kalau ternyata saya bukan anak ayah ibu pancung saja saya dengan pedang ayah itu. Baru ayahnya mau membuka pintu, coba saya periksa dulu apa betul engkau anak kami atau tidak, ayahnya memeriksa dengan pedang terhunus dan ibunya menyuluhi kegelapan malam dengan suluh daun kelapa, setelah diperiksa memang yang memanggil itu betul anaknya Capintah yang hilang. Tanda Capintah ditengkuknya ada rambut yang berpusing. Setelah nyata anaknya kedua orang tuanya merangkul Capintah dengan tangis yang menjadi-jadi, tak disangka anaknya sudah bertahun hilang kini kembali kepangkuannya. Poram muka Capintah tidak jauh berbeda dengan yang dulu, Cuma rambutnya yang panjang seperti rambut wanita (gondrong). Sekarang baru Capintah sadar yang membaluti badannya bukanlah kain melainkan kulit kayu belaka.

Malam itu juga ayah ibunya mengumpul sanak keluarganya mereka memberitahu bahwa Capintah telah kembali. Sanak keluarga melihat kedatangan ayah Capintah itu, disangkanya ayah Capintah bermimpi atau sudah gila. Seluruh keluarga malam itu juga pergi ke rumah ayah Capintah, ternyata setibanya mereka dirumah ayah Capintah mereka kaget melihat pemuda yang dimaksud oleh ayah Capintah itu serasa ia Capintah serasa tidak. Mereka menanyai pemuda itu dengan ramah tamah, ternyata orang itu benar Capintah. Mereka tak hentinya menanyai Capintah tentang cerita Capintah dari dia hilang sampai sekarang. Terheran-heran mereka mendengar cerita Capintah itu. Capintah menceritakan sejarahnya itu satupun tidak ada yang tinggal, mereka mengangguk-angguk saja mendengar cerita Capintah.
Besoknya orang kampung pun berduyung-duyung pula menjenguk Capintah, mereka ingin mendengar cerita Capintah yang aneh itu. Heboh seluruh Pasmah Tinggi karena Capintah yang hilang bertahun-tahun sudah kembali, semua tamu yang datang merasa gembira atas kepulangan Capintah ke pangkuan ayah bundanya, dan ada juga di antara mereka yang menetes air mata, tapi bukan air mata kesedihan melainkan air mata kegirangan.
Seekor kerbau disembelih oleh orang tua Capintah, mereka memanggil seluruh Penduduk Pasmah Tinggi mereka mengadakan syukuran atas kembalinya anaknya yang hilang. Dulu dia berkenduri menyedekah anaknya yang mereka anggap sudah mati, sekarang mereka berkenduri menyambut kedatangan anaknya yang sudah kembali.
Waktu kenduri dilaksanakan banyak juga kedengaran suara dari undangan mereka mengatakan, dikawinkan saja Capintah itu agar dia betah di dusun. Undangan yang lainpun demikian juga pendapatnya. Orang lain mengiya-iyakan saja, pendek kata ramai suara demikian.
Sudah dua atau tiga minggu Capintah kembali ke kampung, hujan pun sudah teduh, kabutpun sudah terang, Capintah pun sudah asik pula ke sana kemari berjalan-jalan melihat kampungnya yang sudah lama ditinggalkannya. Waktu dia lewat di halaman banyak juga gadis-gadis kampung mengintip dari celah dinding yang jarang melihat Capintah dan sudah ada pula gadis kampung yang menaruh hati ingin menjadi isteri Capintah.

CAPINTAH KAWIN DIPASMAH TINGGI
Capintah dari hari kehari asik juga berteman ke mana saja bersama teman, ke mana saja dia tidak mau ketinggalan. Bermain perahu memancing ikan di Danau Kerinci, ke Pancuran Aro dan pancuran gading mandi berkecimpung di sana, asik sekali Capintah mandi di sana menikmati sejuknya air di sana. Diperkumpulan belajar pencak silat iapun tak ketinggalan bahkan dia mengajar teman-teman belajar silat langkah Harimau, pencak silat langkah Harimau yang dipelajari di Pasmah Rendah. Semenjak itu pulalah populer dari ilmu pencak silat langkah Harimau, semakin hari populer pula ke segenap Kerinci sampai sekarang. Inilah asalnya langkah Harimau dalam pencak silat.
Pada kesempatan ini orang tua Capintah serta seluruh sanak familinya Capintah akan dikawinkan dengan seorang gadis kampung. Capintah sudah ditanyai, rupanya dia setuju sekali. Rupanya pucuk dicinta ulam tiba, tergarut yang gatal, orang yang mau dikawinkan mau sekali kawin.

Kembali lagi rumah orang tua Capintah ramai untuk ketiga kalinya yaitu karena ramai Capintah menjadi penganten. Semua sanak famili sudah berkumpul di sana, masing mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Semua yang hadir bergembira ria menyelenggara acara perkawinan Capintah ini. Dalam arti kata sudah dua kali Capintah menjadi penganten, pertama di Pasmah Rendah sekarang di Pasmah Tinggi negeri tumpah darahnya. Orang Pasmah Rendah sudah rindu lagi dengan Capintah.
PASMAH RENDAH DALAM PENANTIAN

Sudah lima bulan pula Capintah di Pasmah Tinggi, isterinya sudah mengandung lima bulan pula. Isteri di Pasmah Rendah ditinggalkan dalam usia kandungan lima bulan, Kalau dihitung bulannya isterinya di Pasmah Rendah sudah melahirkan. Rupanya Capintah sudah lupa dengan perjanjian dengan mertuanya, dia harus kembali ke Pasmah Rendah sebelum isterinya melahirkan. Ternyata sekarang karena terlena dengan penghidupan di Pasmah Tinggi yang sangat mengasyikkan perjanjian tersebut sudah terlanggar, mau tidak mau mertuanya pasti menuntut janji.
Ditunggu sehari dua hari, kini sudah berbilang minggu Capintah tidak juga kembali. Mertuanya dari Pasmah Rendah beserta rombongan pergi ke Pasmah Tinggi menuntut janji. Isteri Capintah di Pasmah Rendah sudah melahirkan seorang puteri yang kini dalam penantian bapaknya pulang.
Hulu balang Pasmah Rendah atau mertua Capintah telah mengutuskan utusan untuk meninjau Capintah, ternyata Capintah sudah kawin di kampung serta isterinya sedang mengandung lima bulan. Utusan itu memberitahu kepada Capintah pada hari yang ditentukan serombongan dari Pasmah Rendah akan datang ke Pasmah Tinggi menuntut janji. Pada hari yang telah ditentukan oleh utusan Pasmah Rendah agar Capintah membayar hutang. Orang Pasmah Rendah itu menuntut agar Capintah membayar denda sebanyak kain empat puluh kayu terdiri tiga warna, putih, hitam, merah, emas setinggi tegak Capintah, janji ditunggu tiga kali tujuh hari. Waktu rombongan ini datang Capintah melarang orang banyak menghadirinya, biar dia sendiri yang menghadapinya, nanti orang banyak takut melihat bentuk-bentuk mereka. Janji diterima Capintah demi keamanan Pasmah Tinggi. Pasmah Rendah memberi sanksi, kalau tidak dilunasi utang oleh Capintah resikonya negeri Pasmah Tinggi ini akan diporak porandakan oleh pasmah Rendah. Sungguh berat perjanjian ini keluarga Capintah terpaksa bekerja keras menyiap perjanjian ini, untuk menyiap kain empat puluh kayu siang malam orang Pasrnah Tinggi memintal benang dan menenun kain, ada pula keluarga yang pergi kegunung masurai mendulang emas.
Tinggal tiga hari perjanjian akan sampai, kain empat puluh kayu sudah dapat, cuma kesulitan emas setinggi tegak Capintah sulit sekali. Tepat harinya utusan dari Pasmah Rendah tiba kembali, perundingan dilaksanakan lagi, usul dari Capintah kami kesulitan emas setinggi tegak, kami minta pendapat dari Pasmah Rendah bagaimana dengan hal keadaan ini. Untunglah orang Pasmah Rendah mau mengundur kan perjanjian ini dan mereka mengajar Capintah membuat emas setinggi tegak . Emas dipintal halus menjadi tali sampai setinggi tegak Capintah. Keluarga Pasmah Tinggi merasa lega kalau begitu berarti hutang dapat dilunasi oleh Pasmah Tinggi. Kini tinggal menunggu hari perjanjian lagi, semua alat pembayar utang sudah siap.

MEMBAYAR HUTANG
Pada hari yang ditentukan dilaksanakan acara Capintah membayar utang dengan mengambil tempat dan bukan di Pasmah Tinggi dan bukan pula di Pasma Rendah, yaitu ditempat perbatasan kedua pasmah yaitu dipinggir sungai wasiat itu tempat Capintah dan mertuanya beristirahat. Masing utusan mengambil tempat diseberang sungai masing didaerahnya sediri, Capintah ditengah sungai, orang Pasmah Rendah mengatakan sungguh jujur Capintah, jangan kita binasakan dia, dia lebih baik kita akui saudara saja. Cerdik pandai orang kedua pihak memeriksa semua peralatan hutang itu. Peralatan itu cukup, tidak satupun yang tinggal. Serah terima dilaksanakan dengan penuh hidmat, selesai serah terima kedua belah pihak bersalaman dengan penuh haru, Capintah mengambil keputusan pulang ke Pasmah Rendah mengikuti rombongan sekaligus melihat atau menjenguk puterinya yang baru lahir.
Di saat ini pula dilaksanakan suatu acara aku saudara antara Pasmah Rendah dengan Pasmah Tinggi, ini adalah permintaan dari Pasmah Rendah, permintaan ini disetujui oleh pasmah Tinggi, ikrar aku saudara dilaksanakan dengan ikrarnya adalah sebagai berikut : Bersama-sama menjaga teman, bersama pula menentang musuh, musuh dari hilir dan musuh dari mudik. Dalam acara ini Pasmah Rendah memberitahu kepada Pasmah Tinggi, isinya adalah : Kalau di rimba jangan bercara baguhouk (sia-sia/sombong), di alam terbuka dilarang kaum perempuan mugou (berjuntai rambut) konon lagi di anak jenjang, makan nyumbou (langsung makan di periuk/tanpa piring), menyauk air di sumur langsung dengan periuk, mematah ranting dengan lutut, dilarang maincok-incok/bekerja sia-sia atau melebihi batas norma.
Dalam ikrar aku saudara ini Pasmah Rendah memberi tanda mata kepada Pasmah Tinggi yaitu sebuah kuali kecil dan sebuah pinggan serunai serta sebuah kaca mata dari daun bambu sunsang, adapun kaca mata ini tembus penglihatan sembilan gunung yang merintang/ melindung. Tanda mata berupa kuali dan pinggan dipegang oleh keluarga Tagaleng/Ayah Tandang, apa masih ada atau tidak pengarang tidak jelas, kaca mata dipegang oleh keluarga Ninu Iyai, tapi apa boleh buat berapalah lama tahan daun bambu disimpan berabad-abad, nyatanya sekarang sudah hancur lebur, oleh ibu sepupu penulis (HJ.Maryam) dimasukkanlah ke dalam botol minyak sak uhak dijadikan ramuan obat sakit urat/minyak urut, sekarang minyak sak uhak dipegang oleh Bustanuddin putra dari Hj. Samidah saudara sepupu dari penulis. Di dalam botol itu ada batu berurat yang ditemukan daram mimpi oleh moyang penulis.
Mengakhiri pertemuan ini orang Pasmah Rendah menyarankan kepada Pasmah Tinggi yang belum pernah ke rimba harap sisip daun paku di telinga, bertongkat si ranting mati, tiap Orang Pasmah Tinggi pergi ke ladang harus bersilung dan menghadap api. Pertemuan bubar masing-masing pulang ke negeri. Setibanya rombongan Pasmah Rendah yang diikuti oreh Capintah di negerinya Capintah langsung saja melihat puterinya, Isteri Capintah menyerahkan anaknya kepada suaminya, ini anakmu yang sudah lama menanti kedatangan ayahnya, Capintah mengambil anaknya serta menciumnya langsung pula dia memberi nama anaknya dengan nama Sarimananti artinya anak yang menanti kedatangan ayahnya. Puterinya baik sekaii, wajahnya banyak mengarah orang Pasmah Tinggi.
Semenjak perjanjian ini antara orang kedua pasmah selalu saja saling kunjung mengunjung serta bela membela. Capintah tiada berapa lama di Pasmah Rendah dia kembali ke Pasmah Tinggi lagi. Sekarang anaknya di Pasmah Tinggi lahir lagi juga seorang puteri dan di beri nama INOH, sebab diberi nama INOH ialah, orang dahulu memberi nama anak selalu menyesuaikan dengan keadaan. Secara kebetulan kakeknya Inoh yang sedang menggendongkan cucunya, si cucu terkencing, dengan tak sadar keluar perkataan dari kakeknya karena geli oleh air kencing cucunya' "iii...'" sambil menyerah cucu kepada neneknya dengan kata “NOOH”. Perkataan ini diulang oleh capintah sambil meraba anaknya, iii..., nooh..., iii..., nooh, maka jatuhlah nama anaknya, iiiinooh = INOH.

PERSAUDARAAN SETELAH PENGIKATAN SAUDARA
Setelah pengikatan saudara antara ke dua Pasmah sangatlah erat, kalau ada Harimau luar yang masuk ke Pasmah Tinggi, Pasmah Rendah memberitahu kepada pasmah Tinggi dengan memekik di rimba dengan suara lantang, orang Pasmah Tinggi tahu, di rimba dalam keadaan gawat, supaya hati-hati, apa lagi bulan empat (Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jamadil Awal, Jumadil Akhir), bulan ini adalah musim mahah. Musim mahah artinya musim Harimau turun ke renah. Apabila ada Harimau pendatang yang membuat kenakalan seperti merusak peternakan pasmah Tinggi, Pasmah Rendah memperingati mereka, kalau tidak mau ditegur oleh Pasmah Rendah, maka Harimau nakal itu akan dibinasakan oleh Pasmah Rendah. Orang Pasmah Tinggi sudah siap pula menangkis kenakalan Harimau nakal itu dengan memasang perangkap namanya ANJAOK di perintangan Harimau tersebut. ANJAOK artinya perangkap Harimauyang diberi umpan daging, dibawahnya digali lubang yang dalam, di dalam lubang dipasang ranjau dari bambu runcing agak beberapa buah. Apabila l{arimau nakal mengambil daging umpan itu, lantai perangkap jatuh, Harimau pun jatuh ke dalarn parbung yang berisi ranjau, Harimau nakal terkena ranjau tidak dapat keluar badannya luka tidak dapat bergerak, akhirnya Harimau itu mati, Parbung artinya tanah yang digali dalam.
Hal keadaan Harimau mati diketahui oleh Pasmah Tinggi, Harimau yarng mati itu diangkut ramai-ramai dibawa ke dusun diadakan suatu acara NGAGAH IMO di depan rumah depati ninik mamak (orang adat). Dalam acara ini dilaksanakan, Harimau mati diletakkan tinggi sehingga dapat dilihat oleh seluruh yang hadir dekat atau jauh. Disajikan pula sesaji berupa : nasi putih, nasi kuning, nasi hitam dan kain warna hitam, putih, kuning, agak secarik-secarik, paaih atau palai lauk saruwo, bih sayu lumo, guhik ta'a diletak di depan Harimau mati itu di atas impai. Pemuda dan pemudi yang ahli pencak silat semuanya bermain silat yang didahului oleh ninik mamak, pencak silat ini merupakan sendratari, setelah itu Harimau yang mati itu terserah mau dikemanakan, sesaji tadi diletakkan di rimba bertanda Harimau yang mati sudah ditebus, keadaan menjadi aman rakyat kembali bekerja.
Semenjak ini pulalah Pulau Tengah setiap ada Harimau yang mati dibawa untuk diagah, sampai sekarang masih dilaksanakan acara ini, NGAGOH IMO. Acara dilaksanakan hanya biasa saja, merupakan seni tradisional bukannya kemasukan setan.
Menurut orang tua-tua di zaman dua abat yang lalu antara kedua pasmah masih selalu kunjung mengunjungi secara terang-terangan, tapi sekarang tidak lagi tinggal orang yang tertentu saja yang masih melaksanakan persahabatan dengan secara sembunyi, tetapi kalau ada keturunan nunyang inoh yang memerlukan pertolongan dari sari mananti, situnggu marok, sarintak ujoa panah diseru secara sungguh-sungguh dia pasti datang, mereka tahu betul saudaranya yang memanggil walaupun di seberang lautan sekalipun. Dengan demikian tahulah kita semenjak peristiwa Capintah ini pulalah Pulau Tengah bersahabat dengan Harimau, waktu pengikatan janji dulu bukan warga INOH saja yang bersahabat, pendek kata ada semua sahabatnya, jelasnya yang ini dengan yang ini, yang itu dengan yang itu. Keluarga INOH adalah orang yang bersahabat dengan mereka, inilah pula sebabnya orang luar dari Kerinci mengatakan orang Kerinci bisa jadi Harimau. Kalau anak buahnya (orang Kerinci) menyeru menghadapi orang luar dari Kerinci yang menyombong dirinya kepada orang Kerinci pasti penglihatannya berubah melihat orang Kerinci sudah seperti Harimau.

No comments: