Kisah Orang-Orang Kerinci Dengan Harimau
Posted By Alfara
Orang
Kerinci yang melawat ke daerah luar Kerinci sering ditanya oleh salah
seorang penduduk di Negeri tempat dia melawat itu tanyanya. Menurut
cerita orang tua-tua di sini bahwa orang Kerinci bisa menjadi Harimau,
apakah ini benar atau tidak. Contohnya saya sendiri selaku penulis
cerita ini, sering melawat ke Bukit Tinggi ke tempat keluarga, setiap
kali pula salah seorang tua yang bernama Kari datang beramah tamah
dengan saya. Setiap dia beramah tamah dengan pasti dia menanyai saya,
apakah benar orang Kerinci bisa jadi Harimau. Setiap pertanyaan ini
sulit saya untuk menjawabnya. Sekali pula dia bertanya, saya coba
menjawabnya.
Apakah benar Bapak mau melihat orang Kerinci menjadi Harimau. Apakah Bapak tidak takut, saya ini orang Kerinci, ujar saya bersenda gurau, sekarang saya akan menjadi Harimau, Rupanya Bapak Kari tersebut menganggap ujaran saya tadi bersungguh-sungguh. Pak Kari menjadi takut langsung lari, Semenjaak ini setiap saya ke sana dia tidak mau lagi mengeluarkan pertanyaan itu, dia takut kepada saya, karena saya orang Kerinci akan menjadi harimau di hadapannya.
Apakah benar Bapak mau melihat orang Kerinci menjadi Harimau. Apakah Bapak tidak takut, saya ini orang Kerinci, ujar saya bersenda gurau, sekarang saya akan menjadi Harimau, Rupanya Bapak Kari tersebut menganggap ujaran saya tadi bersungguh-sungguh. Pak Kari menjadi takut langsung lari, Semenjaak ini setiap saya ke sana dia tidak mau lagi mengeluarkan pertanyaan itu, dia takut kepada saya, karena saya orang Kerinci akan menjadi harimau di hadapannya.
Untuk
menjelaskan tentang ini, berikut ini akan saya ceritakan asal usul.
Bukannya orang Kerinci yang menjadi Harimau, tetapi di antara orang
Kerinci ada yang bersahabat dengan Harimau, Harimau yang menjadi sahabat
orang Kerinci itu bukannya Harimau liar. Harimau itu adalah Harimau
jadi-jadian atau Harimau gaib, orang yang bersahabat dengan Harimau itu
adalah yang mewarisi sahabat nenek moyangnya dari zaman dahulu kala.
Dalam arti kata, orang Kerinci yang bersahabat dengan Harimau adalah
keluarga tertentu, bukannya seluruh orang Kerinci, Sampai sekarang masih
ada orang Kerinci yang bersahabat dengan Harimau tersebut.
Adapau
Harimau jadi-jadian sahabat orang Kerinci, keadaannya adalah, dia dapat
menyerupai manusia dan dapat pula menyerupai Harimau. Tanda-tanda
Harimau jadi-jadian ada empat ciri-ciri :
- Kalau berhadapan dengan manusia biasa dia tidak mau menentang muka atau kening kita manusia biasa.
- Setentang dengan puncak hidungnya ke bawah atau pada muncungnya tidak ada berbendar, hanya licin saja
- Kalau bertemu dengan kita biasa dia berbaju hitam atau menyerupai kain batik dan ada yang disandangnya, menyerupai senapang, menyerupai pedang, atau tongkat, adalah ekornya.
- Laki-laki atau perempuan berkumis.
KELUARGA NUNYANG INOH DENGAN HARIMAU
Setelah
penulis menceritakan persahabatan orang Kerinci dengan Harimau, mari
penulis ceritakan lagi salah satu keluarga di Pulau Tengah yang sampai
sekarang masih memegang teguh ikrar janji persahabatan dengan Harimau
yaitu keluarga Nunyang lnoh yang dijuluki nama Sahabat Ninu Tagaleng
atau sahabat ayah Tandang. Sebelum saya penulis melanjutkan cerita atau
sejarah ini, dimana saya ambil cerita ini. Adapun sejarah atau cerita
ini saya terima dari beberapa informan yaitu orang tua kami di
antaranya : l. Hj. Ramiah (ibu penulis), 2. H Tahar (mamak), 3. Hj.
Amsiah (mak tengah), 4. Hj. Maryam (mak tuo). Ke empat beradik ini
menerima dari orang tuanya lagi dan seterunya ke atas lagi, penulis (H.
ABD. RAHMAN. D) adalah keturunan yang ke tujuh. Sejarah ini diturunkan
dari mulut ke mulut, tidak berubah sepanjang masa sifatnya sintetis,
diturunkan sejak manusia belum mengenal tulis baca.
Di
bawah ini diuraikan pula silsilah Nunyang Inoh, marilah penulis
mengurainya di bawah ini, yang ditulis adalah nama julukan keluarganya
serta keturunan yang terkecil sampai sekarang ini.
NUNYANG INOH
1. NINU TATAI PEWARIS KE TUJUH ZAKARIA DARUSSALAM/SAN IAH
2. NINU TAGALENG PEWARIS KE TUJUH TANDAN/MARJUAIN LAMID
3. NINU IYAI PEWARIS KE TUJUH H. ABD. RAHMAN.D/NANISAH. T
4. NINU TAMMIH PEWARIS KE TUJUH ABDULLLOH SARAMOH/NURJALI S
5. NINU LAJID PEWARIS KE TUJUH H. LATIF IKAT/RASUNA
6. NANGGUT SAPIOH PEWARIS KE TUJUH MARYAMAH/DAMRAT
7. NANGGUT NAZER PEWARIS KE TUJUH NAZER SUMARNI
AYAH NUNYANG INOH BERNAMA CAPINTAH
Capintah
mempunyai empat orang anak, pertama kawin di Pasmah Rendah dengan
Harimau dapat anak tiga orang, yaitu : L Sarimananti, 2. Si Tunggu Marok
atau Si Malim Panjang 3. Sarintak Ujan Panah. Pulang ke Pasmah tinggi
(Pulau T'engah) dapat anak satu orang bernama Inoh.
Marilah
penulis uraikan sejarah ini menurut informan yang penulis sebutkan di
atas, tidak berkurang dan tidak berlebih, asli dari informan, cerita ini
boleh dikategorikan nyata boleh dikategorikan gaib. Bagaimana nyatanya
dan bagaimana gaibnya, marilah penulis uraikan selengkapnya.
KERAJAAN PASMAH
Kerajaan
pasmah ada dua, yaitu Pasmah Rendah dan Pasmah Tinggi. Kerajaan Pasmah
Rendah adalah kerajaan Harimau, kerajaan Pasmah Tinggi adalah Pulau
Tengah. Yang memberi nama ini adalah kerajaan Pasmah Rendah (Harimau).
Pulau Tengah dinamakannya Pasmah Tinggi karena dia menganggap manusia
biasa lebih tinggi derajatnya dari pada Harimau atau Pasmah Rendah.
Ditambah lagi dia menganggap letak Pulau Tengah atau Pasmah Tinggi
sangatlah strategis, kolam renangnya yang indah yaitu Danau Kerinci
serta taman pemandiannya yang cantik sekali di Gunung Raya yaitu
pancuran aro dan pancuran gading.
Dikisahkan
tentang kerajaan Pasmah Rendah, yaitu negeri Harimau. Di sana makhluk
Harimau hidup seperti manusia biasa, berlainan sedikit dengan manusia
biasa dari segi bentuknya, bentuk orang di sana sangat mengerikan,
jarang ada berbentuk kita manusia biasa. Pokoknya kalau manusia biasa
melihatnya sangatlah menakutkan, wajahnya beragam bentuk seram sekali.
Kerajaan pasmah Rendah dikepalai oleh seorang raja yang selalu duduk di
singgasana, dia tidak bisa berpindah tempat, makan minum diantar oleh
dayang-dayang. Dia tidak bisa berpindah tempat karena tali pusarnya
ditanam di bumi. Kalau tidak demikian dia akan merajalela menghantam apa
saja keinginannya. Jauh atau dekat orang berbicara, baik atau buruk
didengarnya, walau sang raja demikian halnya namun rakyatnya sangatlah
patuh. Penghidupan di sana sangatlah sejahtera. Mata pencahariannya
adalah bertani, berburu merupakan mata pencaharian yang pertama, kalau
sang raja murka seisi penduduk Pasmah Rendah tidak dapat mengeluarkan
suara, semuanya tunduk, apalagi sang raja memekik murka, suara
pekikannya penuh serimba bertalu kesegenap Pasmah Rendah.
Pada
suatu hari sang raja sangatlah berselera untuk ingin menyantap hati
jantung manusia, maka sang raja menterintahkan hulu balangnya pergi ke
Pasmah Tinggi mencari hati jantung manusia. Hulu balang sangatlah patuh
kepada rajanya.
PASMAH TINGGI (PULAU TENGAH)
Di
Pasmah Tinggi ini rakyat rukun damai berkat pemimpinnya orang arif
bijaksana, hasil sawah ladang hidup ternak menjadi. Memandang ke Gunung
Semembang dan Gunung Raya lahan pertanian sangatlah luas. Di kaki gunung
tanah yang dibuka cukup luas pula, sumber pengairan sangat banyak
bersumber mata air dari gunung, meninjau jauh ke bawah terbentang Danau
Kerinci tempat rakyat berusaha menangkap ikan dan begitu pula di
sungai-sungai ikan-ikan masih jinak. Sungai jernih berbatu berkerikil
serta pasirnya yang berkilauan bak butir intan mutiara ditaburkan yang
kuasa di sana. Pintar sekali nenek moyang Pulau Tengah mencari tempat
hidup anak cucunya mendatang.
Di
negeri ini tercerita pula seorang bocah laki-laki yang sangat cekatan,
tumbuh badannya subur serta bentuk badannya besar tinggi, nama bocah ini
adalah CAPINTAH. Capintah sangatlah lasak, saban hari asik saja bermain
dengan kesukaannya sendiri, pendidikan pada masa ini belumlah ada.
Kalau di sawah Capintah asik saja mengejar belalang sampai waktu senja
sampai lupa pula dia dengan makan.
Pada
suatu hari Capintah mengikuti ayah dan ibunya ke lokasi penerukaan
sawah yang bertempat di Talang Kabu sebelah barat daya Desa Pulau Tengah
sekarang. Setiba di areal penerukaan tersebut, ayah dan ibunya sibuk bekerja menerukan sawah,
Capintah sibuk pula dengan pekerjaannya mengejar belalang hilir mudik,
sampai waktu senja. Berkali-kali ayah dan ibunya rnemanggil dia agar
berhenti mengejar belalang, tapi ajakan ayah dan ibunya tidak
dipedulikannya. Hari sudah senja Capintah belum juga kembali ke gubuk
penginapan mereka di Talang Kabu. Ayah dan ibunya memanggil Capintah
lagi karena hari sudah senja mulai gelap, tapi Capintah tidak ada, sudah
jauh sekali dia bermain rupanya. Sampai malam ayah dan ibunya mencari
dia. Capintah tidak ada, Capintah sudah hilang.
Esok
hari dilapor kepada seluruh keluarga minta tolong mencari capintah,
setelah dicari sehari suntuk, ternyata Capintah tidak diketemukan.
Dilaporkan lagi kepada pemerintahan desa untuk mencarinya, tabuh-tabuh
larangan gegap gempita dibunyikan oleh hulu balang kampung serta gong
terguang pula dibunyikan oleh hulu balang. seluruh isi kampung keluar
semuanya bergotong-royong mencari orang hilang.
Orang
yang hilang sudah dicari sampai tiga hari, yang dicari tidak dapat,
orang mencari sudah payah, maka putuslah mufakat pencaharian orang
hilang dihentikan. Capintah hilang tak tentu arah, orang tuanya
menyatakan anaknya sudah mati dimakan binatang buas. Orang tuanya
menyedekahkannya sampai tiga malam, mendo'akan agar anaknya selamat di
Alam Barzah, cara berdo'a sesuai dengan cara waktu itu atau sebelum
lslam masuk ke Pulau Tengah.
CAPINTAH DICULIK OLEH HULU BALANG PASMAH RENDAH
Hulu
balang Pasmah Rendah memutuskan hasratnya buat memenuhi selera rajanya
untuk pergi ke Pasmah tinggi, sungguh jauh perjalanan ke Pasmah Tinggi,
tetapi demi kepatuhannya memenuhi perintah rajanya tak terasa payah dan
letih menempuh perjalanan jauh itu. Pada waktu senja sampai dia di
Pasmah Tinggi, secara kebetulan di Pasmah Tinggi tepat sekali yang di
tujunya disuatu areal penerukaan sawah ayah Capintah di Talang Kabu
ditemui bocah laki-laki dalam keadaan telanjang bulat hilir mudik
mengejar belalang.
Dengan
tangkas hulu balang itu menangkap bocah Capintah langsung dibawa pergi
tanpa memikir rintangan apapun juga di perjalanan. Gembira sekali hulu
balang itu karena perintah rajanya dapat dipenuhinya. Kalau si bocah itu
lapar diperjalanan dicarinya buah-buahan hutan diberikannya kepada
bocah itu.
Di
tengah perjalanan dia beristirahat, sambil melihat kepada bocah itu,
ganteng sekali bentuk tubuhnya kata hati si hulu balang itu. Timbullah
hati kasihan si hulu balang itu kepada bocah itu, lebih baik bocah ini
saya pelihara, rugi kalau bocah ini menjadi santapan enak raja. Timbul
akalnya untuk menyelamatkan bocah itu, lebih baik hati jantung manusia
saya ganti saja saya tukar dengan jantung pisang hutan, yaitu jantung
pisang elang, biar raja kepahitan memakannya.
Jantung
pisang elang sudah didapatinya dibungkusnya dengan dedaunan untuk
disuguhnya kepada rajanya. Sudah dekat hulu balang yang membawa bocah
Capintah itu ke negeri Pasmah Rendah, sudah kedengaran suara hiruk pikuk
suara orang pasmah Rendah bersiap menanti kedatangan si hulu balang
itu. Hulu balang itu memutuskan untuk menyembunyikan si bocah Capintah
itu di rumahnya sendiri dengan melewati jalan sembunyi. Setelah
disembunyinya si bocah Capintah itu di rumahnya yang dijaga baik oleh
isterinya, hulu balang pergi lagi membawa hati jantung manusia palsu itu
dengan melewati pintu gerbang pasmah Rendah.
Rakyat
Pasmah Rendah berjejer menyambut kedatangan hulu balang membawa hati
jantung manusia itu, disertai sorak sorai sambil mengeluarkan perkataan,
“harum sekali hati jantung manusia" bahkan ada di antara mereka yang
meleleh air liurnya menahan selera mencium bawaan hulu balang itu. Raja
yang menunggu dikursi singgasana tak tahan lagi menahan seleranya ingin
segera menyantap bawaan hulu balang itu. Badan sang raja bersimbah
peluh, leleh air liurnya tak terkata lagi lelehnya. Raja tertawa
terbahak-bahak mengatakan harum sekali hati jantung manusia, beri segera
kepada ku. Setibanya hulu balang di hadapan raja, hati jantung manusia
palsu itu dipersembahkannya kepada raja. Dengan selera yang meluap ia
menyantap bawaan hulu balang itu. Apa yang terjadi, si raja itu
termuntah-muntah serta berkeringat dingin kepahitan menyantap hati
jantung manusia palsu itu. Karena kepahitan raja berteriak dengan suara
keras dengan mengeluarkan perkataan, hati jantung manusia sangat pahit,
harumnya bukan main tapi rasanya pahit, jangan dimakan hati jantung
manusia itu tidak enak. Pekikan sang raja itu didengar oleh seluruh
rakyatnya. Mendengar pekikan keluhan raja itu seorang keseorang lari
meninggalkan istana rajanya itu. Tadi halaman istana raja ramai dipenuhi
oleh rakyatnya, sekarang kebalikannya halaman istana sepi mereka takut
dengan murka rajanya.
CAPINTAH DIASUH OLEH HULU BALANG
Tipu
muslihat si hulu balang menipu rajanya berhasil dengan baik serta
sangat rahasia sekali demi untuk membela bocah Capintah dari korban
keganasan selera rajanya. Sang raja tersebut setelah peristiwa memakan
hati jantung manusia palsu dari hulu balang itu kesehatan badannya mulai
menurun. Dia sudah bersumpah tidak mau lagi memakan hati jantung
manusia, kini roda pemerintahan Pasmah Rendah dipegang oleh hulu balang
yang sangat disegani serta ditakuti oleh rakyat Pasmah Rendah.
Bertahun
pula Capintah dipingitnya tidak boleh kemana-mana bermain saja dengan
puteri hulu balang yang secara kebetulan sebaya dengan Capintah.
Capintah tiada lagi teringat kepada ayah dan ibunya di Pasmah Tinggi,
makan minumnya sudah cocok dengan orang Pasmah Rendah. pokoknya dia
sudah beradaptasi dengan lingkungan di sana.
Rakyat
Pasmah Rendah menjadi ragu mengapa anak hulu balang tidak pernah nampak
lagi keluar rumah bermain-main, apakah sudah mati atau di mana. Sering
pula mereka mendengar suara asing di rumah hulu balang itu, dikatakan
anaknya sudah mati mengapa ada kedengaran anaknya bermain berteman di
rumah . Walau bagai mana rakyat Pasmah rendah takut bersuara. terdengar
ya' terdengarlah, terlihat ya' terlihatlah . Mereka takut si hulu balang
itu lebih galak pula dari raja pemarahnya. Kalau raja marah tiada
begitu takut mereka, walau marah di tempat saja karena dia tidak dapat
berpidah tempat, tapi kalau hulu balang marah tiada pilih bulu, siapa
saja tetap ditindaknya dengan kekerasan. Itulah sebabnya penduduk Pasmah
Rendah sangat takut sekali kepada si hulu balang itu.
Bertahun-tahun
Capintah dikurung di rumah akhirnya lepas juga, kini Capintah sudah
mulai keluar rumah. Rakyat Pasmah Rendah hanya melihat saja. Rakyat
Pasmah Rendah semuanya heran melihat Capintah, bentuk tubuhnya yang
sempurna, bagus lagi ganteng. Dalam hati Rakyat Pasmah Rendah hulu
balang memelihara anak manusia, tapi mau dikata oleh mereka, lihat saja
bagaimana kesudahannya. Bentuk tubuh Capintah jauh berbeda dengan bentuk
tubuh orang di sana. Disinilah Capintah melihat penduduk disana
berbagai ragam bentuk wajahnya bentuk wajahnya tiada yang sempurna.
Walau demikian penglihatan Capintah melihat bentuk-bentuk mereka,
Capintah tiadalah takut, oleh karena sudah terlampau lama dia hidup di
sana, dari kecil sampai dewasa masa dia takut.
CAPINTAH KAWIN DENGAN ANAK HULU BALANG
Capintah
sekarang sudah bujang, puteri hulu balang sudah gadis pula, tentulah
perasaan hatinya semakin berobah pula. Perasaan cinta sudah ada tertanam
pada kedua remaja itu, semakin hari semakin menjadi juga. Maksud hulu
balang memelihara Capintah itu tak lain dan tak bukan Capintah akan
dijadikannya menantu. Pergaulan mereka berdua sudah berubah menjadi
pergaulan muda mudi, usia kawinnya pun sudah sampai. Hal kedua remaja
ini sudah diketahui oleh hulu balang kedua laki isteri, putuslah sudah
mupakat kedua remaja ini akan dikawinkan oleh hulu balang, ke segenap
negeri Pasmah Rendah diberi tahu. Acara perkawinan diselenggarakan
dengan semeriahnya menurut tradisi di sana. Selama acara perkawinan
puteri hulu balang itu seorangpun rakyat di sana tidak ada yang mecah
hilir mecah mudik, semunya berkumpul di rumah hulu balang. Masing-masing
mereka bagi tenaga, Semua mereka sibuk dengan tugasnya masing-masing
apa yang telah ditentukan, jelasnya kaum pemuda yang tangkas berburu,
pergi berburu mencari lauk pauknya.
Acara
pesta sudah usai, masing-masing rakyat sudah kembali ke tempat mereka.
Penganten kini sudah mulai bergiat berusaha mencari nafkah untuk
kebutuhan hidupnya dan kebutuhan masa depannya. Sehari dua hari
berbilang minggu terhitung pula dari bulan ke bulan masa perkawinan
Capintah dengan puteri hulu balang itu, sekarang sudah berbilang lima
bulan pula kehamilan isteri Capintah itu. kira-kira beberapa bulan lagi
Capintah akan menjadi ayah Uhabao (bapak orang), tapi ayah dan bundanya
di Pasmah Tinggi tidak tahu dengan keadaan ini. Jelasnya ayah dan
bundanya di Pasmah Tinggi akan menjadi seorang nenek bercucu keturunan
harimau.
CAPINTAH PULANG KEPASMAH TINGGI
Usia
kehamilan isteri Capintah sudah genap lima bulan keadaan Capintah mulai
berubah, dia sudah banyak bermenung, mengapa dia banyak bermenung ? dia
sudah teringat kampung halamannya, teringat dengan kedua ibu bapaknya
yang sudah lama ditinggalkannya, entah masih hidup atau sudah mati.
Sudah belasan tahun dia menghilang dari pangkuan ayah bundanya di Pasmah
Tinggi, sudah terbayang olehnya kesedihan ayah bundanya kehilangan dia,
pendek kata keinginannya untuk pulang ke Pasmah Tinggi tidak dapat
ditahannya lagi, setinggi-tinggi terbang bangau pasti dia teringat
dengan kubangan, selera makan minumnya sudah menurun.
Hal
keadaan Capintah ini diketahui oleh mertuanya, mertuanya memberanikan
diri menanyakan menantunya, ditebak langsung saja oleh mertuanya dengan
pertanyaan, kami lihat Capintah tidak gernbira lagi, selalu banyak
bermenung, selera makan minum sudah menurun nampaknya, apakah Capintah
sudah teringat dengan ayah bunda di Pasmah Tinggi, Capintah menjawab
pertanyaan mertuanya dengan tiada malu. Capintah menjawab, ya.
Pertanyaan mertuanya tepat sekali, keadaan ini sayapun maklum. Menurut
rencana saya, setelah anakmu lahir saya akan antar, engkau tiga beranak
mengunjungi orangtua mu. Sekarang rupanya keinginanmu sudah tidak tahan
lagi, rencana saya, saya batalkan, terpaksa saya izin engkau ke Pasmah
Tinggi, tetapi engkau sendiri saja tidak perlu membawa isterimu. Biar
saya saja yang mengantar mu tetapi ada syaratnya, engkau harus kembali
ke Pasmah Rendah sebelum isteri engkau melahirkan, kalau tidak tepat
pada waktunya engkau akan didenda menurut adat yang berlaku di sini.
Pokoknya engkau harus mematuhi peraturan ini, kalau engkau melanggar,
baik dan buruknya ditanggung oleh dirimu dan seluruh Pasmah Tinggi..
Capintah
menerima peraturan yang disampaikan oleh mertuanya, putuslah sudah
mufakat Capintah akan kembali ke Pasmah Tinggi hanya sekedar beberapa
bulan menjelang isterinya melahirkan, isteri mengizinkan dengan hati
tulus ikhlas. Tepat pada waktu yang ditentukan Capintah kembali ke
Pasrnah Tinggi diantar oleh mertuanya. Mertuanya mengantar Capintah
hingga sampai pintu pagar saja.
CAPINTAH TIBA DI PASMAH TINGGI
Dalam
perjalanan pulang banyaklah pengalaman yang dilihat dan dirasakan oleh
Capintah. waktu dibawa dulu tidak jelas apa yang dilihat dan
didengarnya, maklumlah pertama dia masih kecil, kedua dia diculik dan
penglihatan dan pendengarannya sengaja ditutup. Soal makan diperjalanan
tidak hirau bagi Capintah, karena sudah terbiasa hidup di negeri lain
dari yang lain itu.
Di
tengah perjalanan bertemu lah mereka dengan sungai, sungai itu bermuara
bercabang tiga, di sini mertuanya mengajak Capintah berhenti, dalam
masa istirahat ini mertuanya bercerita, ceritanya adalah, wahai Capintah
kalau bagi kami makhluk Pasmah Rendah kalau ingin menyerupai manusia
biasa haruslah melayangi ibu sungai ini, tetapi kalau ingin menyerupai
Harimau layangilah ketiga anak sungai itu, sebaliknya kalau ingin
kembali ke pasmah Rendah wajib melayangi ibu sungai ini supaya tetap
seperti orang di Pasmah Rendah itu. Kalau pulang ke Pasmah Rendah kalau
tidak merubah badan menjadi manusia, dia didenda menurut peraturan di
Pasmah Rendah, bagi penduduk di Pasmah Tinggi sembarang saja tidak ada
perubahan. Nah ! bagi anak keturunanmu pasti sebagai manusia penduduk
Pasmah Rendah, cuma bagi penduduk Pasmah Rendah atau Pasmah Tinggi
setelah melayani sungai ini sebentar saja rasanya dalam perjalanan sudah
sampai ke tempat tujuan. Inilah yang dapat saya sampaikan marilah kita
segera berjalan, karena hari sudah mulai malam. Sebentar saja rasanya
Capintah dan mertuanya berjalan mertuanya memberitahu kita sudah sampai.
Saya di sini saja menemani mu, itu rumah ayah dan ibum, aku akan pulang
ke Pasmah Rendah, jangan diberitahu kepada siapa saja aku mengantarmu.
lngat pesan terakhirku, pegang teguh perjanjian jangan dilanggar, kalau
engkau langgar engkau akan terhutang sesuai dengan adat pasmah Rendah.
Sampai
di depan rumah ayah dan ibunya di Talang Kabu ia menoleh ke kanan dan
ke kiri tidak salah lagi inilah rumah ayah dan ibunya.
CAPINTAH DI PASMAH TINGGI (PULAU TENGAH)
Capintah
langsung saja memanggil ayah dan ibunya, tetapi ayah dan ibunya belum
mau menyahut karena takut hari malam, kalau yang memanggil orang jahat.
Berkali-kali Capintah memanggil ayah ibunya, baru ia menyambut namanya.
Ayahnya baru menjawab, tidak mungkin Capintah sudah lama hilang, kau
hanya menipu kami saja mungkin juga kau hantu. Capintah menjawab lagi,
ayah ibu saya tidak dusta kalau ternyata saya bukan anak ayah ibu
pancung saja saya dengan pedang ayah itu. Baru ayahnya mau membuka
pintu, coba saya periksa dulu apa betul engkau anak kami atau tidak,
ayahnya memeriksa dengan pedang terhunus dan ibunya menyuluhi kegelapan
malam dengan suluh daun kelapa, setelah diperiksa memang yang memanggil
itu betul anaknya Capintah yang hilang. Tanda Capintah ditengkuknya ada
rambut yang berpusing. Setelah nyata anaknya kedua orang tuanya
merangkul Capintah dengan tangis yang menjadi-jadi, tak disangka anaknya
sudah bertahun hilang kini kembali kepangkuannya. Poram muka Capintah
tidak jauh berbeda dengan yang dulu, Cuma rambutnya yang panjang seperti
rambut wanita (gondrong). Sekarang baru Capintah sadar yang membaluti
badannya bukanlah kain melainkan kulit kayu belaka.
Malam
itu juga ayah ibunya mengumpul sanak keluarganya mereka memberitahu
bahwa Capintah telah kembali. Sanak keluarga melihat kedatangan ayah
Capintah itu, disangkanya ayah Capintah bermimpi atau sudah gila.
Seluruh keluarga malam itu juga pergi ke rumah ayah Capintah, ternyata
setibanya mereka dirumah ayah Capintah mereka kaget melihat pemuda yang
dimaksud oleh ayah Capintah itu serasa ia Capintah serasa tidak. Mereka
menanyai pemuda itu dengan ramah tamah, ternyata orang itu benar
Capintah. Mereka tak hentinya menanyai Capintah tentang cerita Capintah
dari dia hilang sampai sekarang. Terheran-heran mereka mendengar cerita
Capintah itu. Capintah menceritakan sejarahnya itu satupun tidak ada
yang tinggal, mereka mengangguk-angguk saja mendengar cerita Capintah.
Besoknya
orang kampung pun berduyung-duyung pula menjenguk Capintah, mereka
ingin mendengar cerita Capintah yang aneh itu. Heboh seluruh Pasmah
Tinggi karena Capintah yang hilang bertahun-tahun sudah kembali, semua
tamu yang datang merasa gembira atas kepulangan Capintah ke pangkuan
ayah bundanya, dan ada juga di antara mereka yang menetes air mata, tapi
bukan air mata kesedihan melainkan air mata kegirangan.
Seekor
kerbau disembelih oleh orang tua Capintah, mereka memanggil seluruh
Penduduk Pasmah Tinggi mereka mengadakan syukuran atas kembalinya
anaknya yang hilang. Dulu dia berkenduri menyedekah anaknya yang mereka
anggap sudah mati, sekarang mereka berkenduri menyambut kedatangan
anaknya yang sudah kembali.
Waktu
kenduri dilaksanakan banyak juga kedengaran suara dari undangan mereka
mengatakan, dikawinkan saja Capintah itu agar dia betah di dusun.
Undangan yang lainpun demikian juga pendapatnya. Orang lain
mengiya-iyakan saja, pendek kata ramai suara demikian.
Sudah
dua atau tiga minggu Capintah kembali ke kampung, hujan pun sudah
teduh, kabutpun sudah terang, Capintah pun sudah asik pula ke sana
kemari berjalan-jalan melihat kampungnya yang sudah lama
ditinggalkannya. Waktu dia lewat di halaman banyak juga gadis-gadis
kampung mengintip dari celah dinding yang jarang melihat Capintah dan
sudah ada pula gadis kampung yang menaruh hati ingin menjadi isteri
Capintah.
CAPINTAH KAWIN DIPASMAH TINGGI
Capintah
dari hari kehari asik juga berteman ke mana saja bersama teman, ke mana
saja dia tidak mau ketinggalan. Bermain perahu memancing ikan di Danau
Kerinci, ke Pancuran Aro dan pancuran gading mandi berkecimpung di sana,
asik sekali Capintah mandi di sana menikmati sejuknya air di sana.
Diperkumpulan belajar pencak silat iapun tak ketinggalan bahkan dia
mengajar teman-teman belajar silat langkah Harimau, pencak silat langkah
Harimau yang dipelajari di Pasmah Rendah. Semenjak itu pulalah populer
dari ilmu pencak silat langkah Harimau, semakin hari populer pula ke
segenap Kerinci sampai sekarang. Inilah asalnya langkah Harimau dalam
pencak silat.
Pada
kesempatan ini orang tua Capintah serta seluruh sanak familinya
Capintah akan dikawinkan dengan seorang gadis kampung. Capintah sudah
ditanyai, rupanya dia setuju sekali. Rupanya pucuk dicinta ulam tiba,
tergarut yang gatal, orang yang mau dikawinkan mau sekali kawin.
Kembali
lagi rumah orang tua Capintah ramai untuk ketiga kalinya yaitu karena
ramai Capintah menjadi penganten. Semua sanak famili sudah berkumpul di
sana, masing mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Semua yang hadir
bergembira ria menyelenggara acara perkawinan Capintah ini. Dalam arti
kata sudah dua kali Capintah menjadi penganten, pertama di Pasmah Rendah
sekarang di Pasmah Tinggi negeri tumpah darahnya. Orang Pasmah Rendah
sudah rindu lagi dengan Capintah.
PASMAH RENDAH DALAM PENANTIAN
Sudah
lima bulan pula Capintah di Pasmah Tinggi, isterinya sudah mengandung
lima bulan pula. Isteri di Pasmah Rendah ditinggalkan dalam usia
kandungan lima bulan, Kalau dihitung bulannya isterinya di Pasmah Rendah
sudah melahirkan. Rupanya Capintah sudah lupa dengan perjanjian dengan
mertuanya, dia harus kembali ke Pasmah Rendah sebelum isterinya
melahirkan. Ternyata sekarang karena terlena dengan penghidupan di
Pasmah Tinggi yang sangat mengasyikkan perjanjian tersebut sudah
terlanggar, mau tidak mau mertuanya pasti menuntut janji.
Ditunggu
sehari dua hari, kini sudah berbilang minggu Capintah tidak juga
kembali. Mertuanya dari Pasmah Rendah beserta rombongan pergi ke Pasmah
Tinggi menuntut janji. Isteri Capintah di Pasmah Rendah sudah melahirkan
seorang puteri yang kini dalam penantian bapaknya pulang.
Hulu
balang Pasmah Rendah atau mertua Capintah telah mengutuskan utusan
untuk meninjau Capintah, ternyata Capintah sudah kawin di kampung serta
isterinya sedang mengandung lima bulan. Utusan itu memberitahu kepada
Capintah pada hari yang ditentukan serombongan dari Pasmah Rendah akan
datang ke Pasmah Tinggi menuntut janji. Pada hari yang telah ditentukan
oleh utusan Pasmah Rendah agar Capintah membayar hutang. Orang Pasmah
Rendah itu menuntut agar Capintah membayar denda sebanyak kain empat
puluh kayu terdiri tiga warna, putih, hitam, merah, emas setinggi tegak
Capintah, janji ditunggu tiga kali tujuh hari. Waktu rombongan ini
datang Capintah melarang orang banyak menghadirinya, biar dia sendiri
yang menghadapinya, nanti orang banyak takut melihat bentuk-bentuk
mereka. Janji diterima Capintah demi keamanan Pasmah Tinggi. Pasmah
Rendah memberi sanksi, kalau tidak dilunasi utang oleh Capintah
resikonya negeri Pasmah Tinggi ini akan diporak porandakan oleh pasmah
Rendah. Sungguh berat perjanjian ini keluarga Capintah terpaksa bekerja
keras menyiap perjanjian ini, untuk menyiap kain empat puluh kayu siang
malam orang Pasrnah Tinggi memintal benang dan menenun kain, ada pula
keluarga yang pergi kegunung masurai mendulang emas.
Tinggal
tiga hari perjanjian akan sampai, kain empat puluh kayu sudah dapat,
cuma kesulitan emas setinggi tegak Capintah sulit sekali. Tepat harinya
utusan dari Pasmah Rendah tiba kembali, perundingan dilaksanakan lagi,
usul dari Capintah kami kesulitan emas setinggi tegak, kami minta
pendapat dari Pasmah Rendah bagaimana dengan hal keadaan ini. Untunglah
orang Pasmah Rendah mau mengundur kan perjanjian ini dan mereka mengajar
Capintah membuat emas setinggi tegak . Emas dipintal halus menjadi tali
sampai setinggi tegak Capintah. Keluarga Pasmah Tinggi merasa lega
kalau begitu berarti hutang dapat dilunasi oleh Pasmah Tinggi. Kini
tinggal menunggu hari perjanjian lagi, semua alat pembayar utang sudah
siap.
MEMBAYAR HUTANG
Pada
hari yang ditentukan dilaksanakan acara Capintah membayar utang dengan
mengambil tempat dan bukan di Pasmah Tinggi dan bukan pula di Pasma
Rendah, yaitu ditempat perbatasan kedua pasmah yaitu dipinggir sungai
wasiat itu tempat Capintah dan mertuanya beristirahat. Masing utusan
mengambil tempat diseberang sungai masing didaerahnya sediri, Capintah
ditengah sungai, orang Pasmah Rendah mengatakan sungguh jujur Capintah,
jangan kita binasakan dia, dia lebih baik kita akui saudara saja. Cerdik
pandai orang kedua pihak memeriksa semua peralatan hutang itu.
Peralatan itu cukup, tidak satupun yang tinggal. Serah terima
dilaksanakan dengan penuh hidmat, selesai serah terima kedua belah pihak
bersalaman dengan penuh haru, Capintah mengambil keputusan pulang ke
Pasmah Rendah mengikuti rombongan sekaligus melihat atau menjenguk
puterinya yang baru lahir.
Di
saat ini pula dilaksanakan suatu acara aku saudara antara Pasmah Rendah
dengan Pasmah Tinggi, ini adalah permintaan dari Pasmah Rendah,
permintaan ini disetujui oleh pasmah Tinggi, ikrar aku saudara
dilaksanakan dengan ikrarnya adalah sebagai berikut : Bersama-sama
menjaga teman, bersama pula menentang musuh, musuh dari hilir dan musuh
dari mudik. Dalam acara ini Pasmah Rendah memberitahu kepada Pasmah
Tinggi, isinya adalah : Kalau di rimba jangan bercara baguhouk
(sia-sia/sombong), di alam terbuka dilarang kaum perempuan mugou
(berjuntai rambut) konon lagi di anak jenjang, makan nyumbou (langsung
makan di periuk/tanpa piring), menyauk air di sumur langsung dengan
periuk, mematah ranting dengan lutut, dilarang maincok-incok/bekerja
sia-sia atau melebihi batas norma.
Dalam
ikrar aku saudara ini Pasmah Rendah memberi tanda mata kepada Pasmah
Tinggi yaitu sebuah kuali kecil dan sebuah pinggan serunai serta sebuah
kaca mata dari daun bambu sunsang, adapun kaca mata ini tembus
penglihatan sembilan gunung yang merintang/ melindung. Tanda mata berupa
kuali dan pinggan dipegang oleh keluarga Tagaleng/Ayah Tandang, apa
masih ada atau tidak pengarang tidak jelas, kaca mata dipegang oleh
keluarga Ninu Iyai, tapi apa boleh buat berapalah lama tahan daun bambu
disimpan berabad-abad, nyatanya sekarang sudah hancur lebur, oleh ibu
sepupu penulis (HJ.Maryam) dimasukkanlah ke dalam botol minyak sak uhak
dijadikan ramuan obat sakit urat/minyak urut, sekarang minyak sak uhak
dipegang oleh Bustanuddin putra dari Hj. Samidah saudara sepupu dari
penulis. Di dalam botol itu ada batu berurat yang ditemukan daram mimpi
oleh moyang penulis.
Mengakhiri
pertemuan ini orang Pasmah Rendah menyarankan kepada Pasmah Tinggi yang
belum pernah ke rimba harap sisip daun paku di telinga, bertongkat si
ranting mati, tiap Orang Pasmah Tinggi pergi ke ladang harus bersilung
dan menghadap api. Pertemuan bubar masing-masing pulang ke negeri.
Setibanya rombongan Pasmah Rendah yang diikuti oreh Capintah di
negerinya Capintah langsung saja melihat puterinya, Isteri Capintah
menyerahkan anaknya kepada suaminya, ini anakmu yang sudah lama menanti
kedatangan ayahnya, Capintah mengambil anaknya serta menciumnya langsung
pula dia memberi nama anaknya dengan nama Sarimananti artinya anak yang
menanti kedatangan ayahnya. Puterinya baik sekaii, wajahnya banyak
mengarah orang Pasmah Tinggi.
Semenjak
perjanjian ini antara orang kedua pasmah selalu saja saling kunjung
mengunjung serta bela membela. Capintah tiada berapa lama di Pasmah
Rendah dia kembali ke Pasmah Tinggi lagi. Sekarang anaknya di Pasmah
Tinggi lahir lagi juga seorang puteri dan di beri nama INOH, sebab
diberi nama INOH ialah, orang dahulu memberi nama anak selalu
menyesuaikan dengan keadaan. Secara kebetulan kakeknya Inoh yang sedang
menggendongkan cucunya, si cucu terkencing, dengan tak sadar keluar
perkataan dari kakeknya karena geli oleh air kencing cucunya' "iii...'"
sambil menyerah cucu kepada neneknya dengan kata “NOOH”. Perkataan ini
diulang oleh capintah sambil meraba anaknya, iii..., nooh..., iii...,
nooh, maka jatuhlah nama anaknya, iiiinooh = INOH.
PERSAUDARAAN SETELAH PENGIKATAN SAUDARA
Setelah
pengikatan saudara antara ke dua Pasmah sangatlah erat, kalau ada
Harimau luar yang masuk ke Pasmah Tinggi, Pasmah Rendah memberitahu
kepada pasmah Tinggi dengan memekik di rimba dengan suara lantang, orang
Pasmah Tinggi tahu, di rimba dalam keadaan gawat, supaya hati-hati, apa
lagi bulan empat (Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jamadil Awal, Jumadil
Akhir), bulan ini adalah musim mahah. Musim mahah artinya musim Harimau
turun ke renah. Apabila ada Harimau pendatang yang membuat kenakalan
seperti merusak peternakan pasmah Tinggi, Pasmah Rendah memperingati
mereka, kalau tidak mau ditegur oleh Pasmah Rendah, maka Harimau nakal
itu akan dibinasakan oleh Pasmah Rendah. Orang Pasmah Tinggi sudah siap
pula menangkis kenakalan Harimau nakal itu dengan memasang perangkap
namanya ANJAOK di perintangan Harimau tersebut. ANJAOK artinya perangkap
Harimauyang diberi umpan daging, dibawahnya digali lubang yang dalam,
di dalam lubang dipasang ranjau dari bambu runcing agak beberapa buah.
Apabila l{arimau nakal mengambil daging umpan itu, lantai perangkap
jatuh, Harimau pun jatuh ke dalarn parbung yang berisi ranjau, Harimau
nakal terkena ranjau tidak dapat keluar badannya luka tidak dapat
bergerak, akhirnya Harimau itu mati, Parbung artinya tanah yang digali
dalam.
Hal
keadaan Harimau mati diketahui oleh Pasmah Tinggi, Harimau yarng mati
itu diangkut ramai-ramai dibawa ke dusun diadakan suatu acara NGAGAH IMO
di depan rumah depati ninik mamak (orang adat). Dalam acara ini
dilaksanakan, Harimau mati diletakkan tinggi sehingga dapat dilihat oleh
seluruh yang hadir dekat atau jauh. Disajikan pula sesaji berupa : nasi
putih, nasi kuning, nasi hitam dan kain warna hitam, putih, kuning,
agak secarik-secarik, paaih atau palai lauk saruwo, bih sayu lumo, guhik
ta'a diletak di depan Harimau mati itu di atas impai. Pemuda dan pemudi
yang ahli pencak silat semuanya bermain silat yang didahului oleh ninik
mamak, pencak silat ini merupakan sendratari, setelah itu Harimau yang
mati itu terserah mau dikemanakan, sesaji tadi diletakkan di rimba
bertanda Harimau yang mati sudah ditebus, keadaan menjadi aman rakyat
kembali bekerja.
Semenjak
ini pulalah Pulau Tengah setiap ada Harimau yang mati dibawa untuk
diagah, sampai sekarang masih dilaksanakan acara ini, NGAGOH IMO. Acara
dilaksanakan hanya biasa saja, merupakan seni tradisional bukannya
kemasukan setan.
Menurut
orang tua-tua di zaman dua abat yang lalu antara kedua pasmah masih
selalu kunjung mengunjungi secara terang-terangan, tapi sekarang tidak
lagi tinggal orang yang tertentu saja yang masih melaksanakan
persahabatan dengan secara sembunyi, tetapi kalau ada keturunan nunyang
inoh yang memerlukan pertolongan dari sari mananti, situnggu marok,
sarintak ujoa panah diseru secara sungguh-sungguh dia pasti datang,
mereka tahu betul saudaranya yang memanggil walaupun di seberang lautan
sekalipun. Dengan demikian tahulah kita semenjak peristiwa Capintah ini
pulalah Pulau Tengah bersahabat dengan Harimau, waktu pengikatan janji
dulu bukan warga INOH saja yang bersahabat, pendek kata ada semua
sahabatnya, jelasnya yang ini dengan yang ini, yang itu dengan yang itu.
Keluarga INOH adalah orang yang bersahabat dengan mereka, inilah pula
sebabnya orang luar dari Kerinci mengatakan orang Kerinci bisa jadi
Harimau. Kalau anak buahnya (orang Kerinci) menyeru menghadapi orang
luar dari Kerinci yang menyombong dirinya kepada orang Kerinci pasti
penglihatannya berubah melihat orang Kerinci sudah seperti Harimau.
No comments:
Post a Comment